Sobatpenghibur

Hidup adalah Sebuah Perjalanan

  • maturnuwun..

    Photobucket
  • asal_sobat

    Locations of visitors to this page
  • August 2021
    M T W T F S S
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  
  • Archives

  • Info_sobat

  • Photobucket
  • Bisnis Kaos Ondel2

    Ondel2 merah Ondel2 Putih Photobucket http://ondelondelkaos.multiply.com/
  • sobat_tweet

  • wahyudi_fajr@yahoo.co.id

    Join 7 other subscribers

Perjalanan Terpapar, Isoman, Penyintas

Posted by fajr on August 8, 2021

Bulan Juni 2021 lalu merupakan bulan yang berat untuk kami sekeluarga.
Kami tidak menyangka apa yang selama ini kami lihat di dalam berita itu terjadi pada keluarga kami.
Berawal kakak Ipar #2 yang terpapar Covid dan Alhamdulillah mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Tak lama berselang Ibu mertua dan adik ipar juga keponakan yang masih balita ikut terpapar. Ternyata saat melakukan swab bertemu dengan kakak ipar #1 yang juga terpapar.

Mereka akhirnya isolasi mandiri (isoman) karena pada waktu itu kasus positif covid di Indonesia kembali meningkat, semua Rumah Sakit penuh, faskes kewalahan dalam mengatasinya. Hingga dibuka Kembali RS darurat di beberapa lokasi.
Qodarullah, kakak ipar #1 dipanggil Allah pada tanggal 24 Juni 2021, hanya berselang 2 hari setelah dinyatakan positif. Kakak juga ada penyakit bawaaan yang konon menjadi salah satu penyebab kematian kasus covid.

Pada saat itu kami juga sempat mencarikan RS untuk Ibu karena kondisinya cukup lemah, dan setelah 4 RS kami kunjungi, tidak ada satupun yang dapat menerima pasien karena sudah full bahkan sampai ke IGD. Akhirnya Ibu dan adik Ipar melanjutkan isoman dirumah.

Seminggu berselang, Qodarullah ternyata giliran saya yang ikut terpapar. Beruntung hanya gejala ringan yang cukup mengganggu dimulai dari deman dan menggigil di awal gejala, besoknya lanjut ada batuk pilek, lalu badan terasa lemas dan pusing, sampai gejala terakhir yang dirasa Anosmia hilangnya penciuman dan perasa. Selama 14 hari isoman dirumah saja, jujur yang saya khawatirkan hanya anak, yang mana kami tinggal serumah dalam kondisi saat itu tidak mungkin menitipkannya ke keluarga karena sama-sama dalam masa isoman. Tersiksa rasanya dekat dengan anak namun harus menjaga jarak dan melakukan protocol kesehatan, tapi demi Kesehatan dan kebaikan bersama untuk sementara waktu tidak apa. Alhamdulillah, anak saya imunnya kuat selama isoman tidak terpapar maupun bergejala. Hikmahnya menjadikan dia lebih mandiri dari biasanya.





Di Indonesia sendiri ada 3 golongan orang dalam menyikapi pandemic covid ini;

  • Percaya
  • Tidak Percaya
  • Setengah-setangah

Golongan percaya ada yang sampai ketakutan (parno) berlebihan, dari prokes super ketat, hingga tidak mau berjumpa dengan orang lain. Tapi jangan ketakutaknnya menjadi keresahan bagi orang lain.  

Golongan tidak percaya, jangankan prokes, kita melihatnya seperti mereka sendiri tidak peduli dengan keselamatan dirinya. Kesana-kemari tidak menggunakan masker. Cuma disayangkan ada yang mengharsut orang untuk ikut tidak peduli.

Nah, yang setengah-setengah ini. Mungkin makin banyak warga kita yang seperti ini , karena efek jenuh pandemic berkepanjangan yang tidak kunjung berakhir, salah satunya oleh ulah 1-2 golongan yang diatas. Hehe..

Saya sudah beberapa kali swab, antigen dan PCR, untuk keperluan pekerjaan, Alhamdulillah sebelumnya hasilnya negative, tidak ada gejala dan kondisi tubuh yang fit diyakini sebagai antibodi yang bagus menangkal serangan virus.

Seperti halnya vaksinasi ada 3 golongan juga;

  • Mau divaksin
  • Tidak mau divaksin (Antivaks)
  • Mau tidak mau

Yang mau umumnya dari golongan yang percaya covid tadi, yang tidak mau lagi-lagi dari golongan yang tidak percaya. Sedangkan yang mau tidak mau, karena mengikuti anjuran pemerintah yang mana saat ini segala sesuatunya dengan bukti sudah vaksinasi.

InsyaAllah dengan vaksin ada manfaatnya dan saya sudah merasakannya, gejala yang dirasakan cukup ringan.
Yakinlah, semua yang terjadi ini adalah kehendak Allah dan pasti ada hikmah dibalik ini semua. Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam menghadapi ujian ini, karena sesungguhnya hidup itu adalah ujian.

“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa“. [Al-Baqarah/2 : 177]

Mari bersama saling menjaga diri, kesehatan, tetap prokes dan jangan saling hasut.

Mari kita lupakan masalah konspirasi, rekayasa terkait wabah pandemic ini, mengutip ucapan Buya Yahya; “semua pihak diharapkan jujur, jika memang ada kepentingan, atau apapun ingat Allah yang Maha tau segalanya.”

Keep Healty & stay Happy

Leave a comment