Sobatpenghibur

Hidup adalah Sebuah Perjalanan

  • maturnuwun..

    Photobucket
  • asal_sobat

    Locations of visitors to this page
  • August 2019
    M T W T F S S
     1234
    567891011
    12131415161718
    19202122232425
    262728293031  
  • Archives

  • Info_sobat

  • Photobucket
  • Bisnis Kaos Ondel2

    Ondel2 merah Ondel2 Putih Photobucket http://ondelondelkaos.multiply.com/
  • sobat_tweet

  • wahyudi_fajr@yahoo.co.id

    Join 7 other subscribers

Perjalanan menjadi ART..? Siapa takut…!

Posted by fajr on August 24, 2019

Dari kemarin saya selalu membuat hastag #ART, apaan sih ART itu? malah terakhir ditambah dengan hastag #MC. Waduw, ART, MC pomeneh ki.

Arti umum ART mungkin bagi emak-emak tentu sudah tidak asing lagi, ART itu Asisten Rumah Tangga, atau kalau dalam  Bahasa Inggris ART itu seni. Saya mencoba mendeskripsikannya sedikit berbeda ART adalah Ayah Rumah Tangga, dan ternyata ada unsur seninya dalam mengurus rumah tangga.

Lalu MC apaan lagi tuh sob? MC umumnya Master of Ceremony ya kan? Saya mengartikan sedikit berbeda juga, MC versi saya adalah Momong Cah lanang.

Terus kenapa sih kok mau jadi ART dan MC? Bukannya laki-laki seharusnya mencari nafkah untuk keluarga, sebagai kepala rumah tangga? Bener sob, disitulah tantangannya. Saya cerita sedikit ya latar belakang bagaimana sampai akhirnya memutuskan untuk ambil tugas dan amanah yang berat ini. Asli berat Sob, Dilan juga ga bakal kuat, Dilan baru bisa ngegombal, kalau saya gombal (jawa: lap kotor) itu udah jadi pegangan sehari-hari. Jadi jangan mau digombalin yeh.. hehe..

Begini ceritanya, sebenarnya rencana keluarga kami sudah cukup matang, setelah perjalanan merantau ke negeri tetangga selama -+3tahun. Kontrak Istri saya disana kan 2 tahun, dari 2016-2018. Perkiraan kami misal perpanjang cukuplah 1 tahun saja sampai 2019, sehingga pada tahun ini anak saya berusia 6tahun++ dan pada Desember nanti akan genap berusia 7 tahun. Kami rasa sudah cukup umur untuk menempuh Pendidikan di SD. Makanya rencana kami akan kembali ke tanah air Bersama-sama di tahun ini. Namun dikarenanakan ada satu dan lain hal, dan istri harus menyelesaikan kontrak yang ternyata diperpanjang 2 tahun (2018-2020) artinya baru akan kembali ke tanah air tahun depan. Kalau harus menunggu di tahun depan masuk SD sebenarnya bisa banget, usia 7.6 tahun anak saya akan lebih matang. Tetapi lagi-lagi dikarenakan ada hal yang tidak memungkinkan untuk meneruskan belajar disana, dan anak saya juga tidak mau kalau harus mengulang TK, akhirnya saya bawa dia kembali ke Tanah Air.

Hampir 2 bulan menjalani peran sebagai ART MC ini sendirian dirumah, iya kami hanya berdua dirumah tanpa asisten dalam arti sebenarnya, seperti yang saya sebutkan tadi, berat euy.. Makanya saya salut dengan Ibu-Ibu yang sehari-harinya menggeluti pekerjaan ini dari bangun tidur sudah sibuk di dapur, memasak sambil bebersih, menyuci baju, menyetrika pakaian, menyuapi, belum lagi kalau harus antar kesekolah dan mengajarinya. Sepertinya tidak ada nominal yang pas untuk membayar itu semua selain pahala yang besar untuk bekal di Akherat kelak, InsyaAllah. Selama menjalani ini, seketika saya teringat Ibu, betapa berat perjuangannya dalam mendidik dan menjaga saya. Al-Fatihah untuk Ibu..  

Terbayang, betapa berat jika anak itu tidak hanya satu, mengurus anak dua, tiga, empat atau lebih dalam waktu bersamaan tentu butuh tenaga ekstra lagi, dan hanya sabar dan Ikhlas yang bisa memberikan kekuatan untuk menjalankan semua itu. Sekali lagi, salam hormat saya kepada seluruh Ibu-Ibu yang telah merawat anak-anaknya dengan seabrek kegiatan rumah tangga ini. Mungkin dari sini ya istilah emak-emak rempong itu, hehe.. gimana nggak rempong coba, bisa melakukan semua itu di satu waktu (multitasking) dalam kesehariannya.

Saya yang kini menjalani peran inipun merasakan tantangan yang berat dalam pelaksanaannya. Jujur saya bukanlah orang yang pandai dalam mengatur waktu. Apalagi di waktu pagi, persiapan anak berangkat sekolah, dari membangunkan, memandikan, menyiapkan bekal, menyuapi, segala atribut sekolah, otomatis bebersih diabaikan. Hectic dan riweuh lah kalau waktu pagi itu, gedebukan. 😀

Jadi tidak mudah menjalani ini semua, butuh kesiapan mental yang kuat disamping niat. Stress?? Pasti, ngga jarang juga saya marah, menegur anak lanang jika tidak pas melakukan sesuatu, seperti tidak mau membereskan mainannya, walau sahabat bilang; “Kalau rumah berantakan, tandanya ada keceriaan anak”. Thanks for remind, tapi bukan berarti berantakan didiamkan saja ya, hehe.. Jadi terbiasa lihat rumah kek kapal petjah. Mudah-mudahan selepas ini Level kesabaran saya meningkat. Aamiin..
Disamping itu saya juga harus mengajarkan dia hidup mandiri, pada usia 6-7 tahun ini anak lanang akan memasuki masa transisi, dimana dia dulunya menjadi Raja (0-5) tahun, sekarang dia mulai belajar  menjadi Asisten, melakukan apa-apa sendiri, jadi jangan terus memanjakan dengan menjadikannya Raja, karena kelak dia akan menjadi seorang Mentri pada usia remaja, yang akan menentukan jalan hidup dan pekerjaannya sendiri.

Maka dari itu, saya berpesan kepada para suami disana, mari senantiasa menghargai pekerjaan istrimu dirumah, sayangi dia yang mana telah menghabiskan waktunya sehari-hari dirumah mengurus anak. Bekerja itu berat, tapi kalian tau, pekerjaan dirumah itu jauh lebih berat. Tidak percaya..??! Silahkan anda coba sendiri, cuti panjang dan berikan istrimu liburan dan ambil alih posisinya, mengurus anak dan pekerjaan rumah, serius ini Tantangan buat kalian para suami. Daripada ikut-ikutan Challenge yang ngga jelas, mending Challenge menjadi ART ini, asli bukan Kaleng-Kaleng. 😛

Jangan lupa sebelum melakukan Tantangan ini, lakukan Financial Planning. Kalau mau ambil cuti dan fokus dirumah sebulan misalnya, jadi harus persiapkan tabungan minimal untuk kebutuhan rumah tangga sebulan kedepan, karena sebagai Kepala Rumah tangga tetap harus memenuhi kebutuhan keluarga ya.

Menjadi ART bukan sekedar pilihan, tapi juga kebutuhan untuk saya. Bisa melihat dan merasakan sendiri tumbuh-kembang anak yang dulu mungkin tidak terpantau karena kesibukan bekerja. Jadi anggap saja ini sebagai pengganti waktu saat saya disibukkan dengan urusan dunia, ingat.., anak itu Titipan dan Amanah dari Allah yang harus kita jaga baik-baik. Quality time with family is important. Melihatmu tersenyum dan bahagia sudah cukup menghapuskan lelah ini nak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kesimpulan akhir, tetap semangat dalam melakukan segala aktivitas, senantasa bersyukur dan ikhlas, InsyaAllah semua akan menjadi mudah.

 

 

 

 

 

Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

~Ayah Ara~

4 Responses to “Perjalanan menjadi ART..? Siapa takut…!”

  1. Iin Indrati said

    Mau nangis bacanya.. 😭😭
    Salut buat ayah juga..
    Tetep semangat 💪
    May Allah bless ur fam always 😇

  2. Ceuceu said

    Masyaa Allah… Ini Ayah yg super hebat, inspiring banget… Be strong Father ya Bro.. big hug for Awa

Leave a comment